Sejarah Monumen Andi Mappanyukki

image_title_here
Relief pada Monumen Andi Mappanyukki

Monumen Andi Mappanyukki terletak di Jalan M.T. Haryono Kota Watampone, Kabupaten Bone, Provinsi Sulawesi Selatan. Dibangun tahun 1992, pada masa pemerintahan Andi Syamsoel Alam, Kepala Daerah Bone 1988-1993.

Diracik dengan peralatan modern oleh Perupa, yang bernama lengkap Dicky Tjandra. Perupa yang punya penampilan khas dengan rambut sebahu dan memutih ini, merupakan dosen di Fakultas Seni dan Desain UNM pada masa itu. Ia dibantu dengan teman lainnya seperti Mas Kotek, Zaenal, Markus, Kadir, Daeng Rede, dan Ona.

Dibangun dengan tekhnik pengecoran menggunakan campuran semen, pasir dan krikil. Bahan dasar tersebut dirangkai sedemikian rupa sehingga membentuk sebuah taman mini yang indah.

Jika berkunjung di tempat ini Anda akan disuguhi relief pada tembok pembatas, yang menggambarkan kerajaan Bone hingga era perang kemerdekaan Indonesia tahun 1945.

Selain memperindah penampilan kota Bone, monumen ini dirancang untuk memuat informasi politik bersejarah, serta untuk memperkuat citra keunggulan kekuatan politik Andi Mappanyukki dimasa lalu.

Jadi monumen ini merupakan tugu peringatan atau memorial, untuk memperingati jasa-jasa Andi Mappanyukki serta laskar pejuang lainnya, semasa hidupnya sebagai seorang pejuang.

Pembangunan Monumen atau Tugu Andi Mappanyukki tidak dibuat dengan singkat, akan tetapi melalui diskusi panjang yang melibatkan para tokoh dan sejarawan bersama para pejabat pada saat itu. Andi Syamsoel Alam selaku kepala daerah merupakan penanggung jawab pelaksana pembangunan tugu, dan dibantu oleh panitia lainnya.

Adanya monumen tersebut masyarakat dapat mengetahui sejarah serta perjuangan bagaimana pendahulu-pendahulu kita berkorban dalam mempertahankan kemerdekaan dari penjajah.”

Monumen Andi Mappanyukki memiliki eksistensi keterlibatan masyarakat Bone, dalam upaya mendukung berdirinya Negara Kesatuan Republik Indonesia tahun 1945.

Olehnya itu, pemerintah dan masyarakat Bone tak pernah lupa akan jasa dan pengorbanan para pahlawan. Sebagai salah sumber edukasi sejarah bagi generasi muda, maka dibangunlah munumen Andi Mappanyukki yang turut berjuang demi tegaknya NKRI.

Dalam catatan perjuangan Andi Mappanyukki melawan penjajahan Belanda, ia membentuk organisasi perjuangan yang disebut Badan Pemberontak Rakyat Bone tahun 1945.

Dalam organisasi itu Andi Mappanyukki sendiri bertindak selaku penasihat. Sementara Andi Sambaloge, Andi Raung, dan Andi Pajoppo sebagai penghubung, dan PS Pohan sebagai ketua umum.

Tidak sebatas itu, Badan Pemberontak Rakyat Bone 1945 juga memilik struktur pasukan diantaranya: Laskar Laba-laba dengan Andi Amiruddin Kangkong sebagai ketua dan Sutoto Sudarjo selaku wakil.

Dalam organisasi ini ada pula pasukan yang disebut Laskar Serikat Kala, Ismail Sikki sebagai ketua dan Lompi selaku wakil.

Selanjutnya Laskar Keris Terhunus yang dipimpin oleh Khalid Husain dan Subair Husain sebagai wakil.

Kemudian Laskar Tangan Beracun, yang dipimpin oleh Abu Daeng Pasolong dan dibantu oleh Baco Daeng Malewa sebagai wakil.

Ada pula Barisan Bekas Heiho Kaigon: yaitu, pasukan bentukan tentara pendudukan Jepang pada masa Perang Dunia II. Barisan ini diketuai oleh Andi Suradi yang dibantu oleh Rahim sebagai wakil. Andi Suradi ini pernah menjadi Kepala Daerah Bonee pada 1960-1966.

Sementara pasukan lainnya adalah Barisan Heiho Rekugun: yaitu semacam angkatan darat bentukan yang dipimpin oleh R.Sujono.

Ada pula pasukan yang disebut Laskar Serigala Hitam: yang dipimpin oleh Muhammad Daeng Paremma dan dibantu oleh Muhammad Nur.

Selanjutnya Laskar Ayam Jantan : yang dikoordinir oleh Andi Mappasere bersama Andi Pabokori.

Kemudian Laskar Gagak Hitam: yang dipimpin oleh Andi Bambu Petta Lolo bersama W. Paseng. Dan pasukan yang terakhir adalah Gerakan Pemuda Tellupoccoe: yang dipimpin oleh Andi Mappasessu dan Andi Mappanyompa sebagai wakilnya.

Itulah pasukan-pasukan yang tergabung dalam Badan Pemberontak Rakyat Bone tahun 1945 yang dibentuk oleh Andi Mappanyukki.

Para laskar yang tergabung dalam barisan tersebut telah berjuang untuk merebut, dan mempertahankan kemerdekaan Indonesia. Banyak diantara mereka meregang nyawa di ujung bedil tentara Knil Belanda.

Andi Mappanyukki selain sebagai raja Bone ke-32 dalam 1931-1946. Beliau juga pernah sebagai Kepala Daerah Bone 1957-1960.

Pada masa pendudukan Jepang 1942-1945, Andi Mappanyukki mengajak dan memimpin raja-raja di Sulawesi Selatan untuk bergabung, dan mendukung Negara Kesatuan Republik Indonesia. Mereka menyatakan dengan hati tekad bulat untuk bergabung dengan NKRI.

Tekad itu terpatri dalam lukisan pada patungnya dengan tulisan aksara lontara: yang berbunyi: Mattugengkenni atikku, yang artinya hatiku telah bertekad. Hal ini bermakna dengan hati tekad bulat untuk bergabung dan mendukung eksistensi NKRI.

Atas perjuangannya, Andi Mappanyukki diangkat sebagai Pahlawan Nasional berdasarkan Surat Keputusan Presiden Republik Indonesia, Nomor 089/TK/2004, pada tanggal 5 November 2004.

Rate This Article

Terima kasih telah membaca artikel: Sejarah Monumen Andi Mappanyukki, Salama'ki to pada salama:)

About the Author

Sejarah bukan seni bernostalgia, tapi sejarah adalah ibrah, pelajaran, yang bisa kita tarik ke masa sekarang, untuk mempersiapkan masa depan yang lebih baik. Bone Terkini

إرسال تعليق

Cookie Consent
We serve cookies on this site to analyze traffic, remember your preferences, and optimize your experience.
Oops!
It seems there is something wrong with your internet connection. Please connect to the internet and start browsing again.
AdBlock Detected!
We have detected that you are using adblocking plugin in your browser.
The revenue we earn by the advertisements is used to manage this website, we request you to whitelist our website in your adblocking plugin.
Site is Blocked
Sorry! This site is not available in your country.